Patah Tulang
Definisi patah tulang secara umum adalah terputusnya kontinutas
tulang. Gejala yang umum muncul adalah rasa nyeri yang terlokalisir
pada bagian yang patah dan nyeri ini akan semakin memberat apabila
digerakkan, bengkak di sekitar bagian yang cedera, deformitas atau
kelainan bentuk. Patah tulang pada dewasa dan anak karena masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda yang akan berdampak pada penanganan
patah tulang. Misalnya, reduksi tertutup patah tulang pada anak tidak
perlu dilakukan secara agresif karena proses penyembuhan tulang anak
lebih cepat dan lebih baik daripada dewasa. Selain itu, beberapa jenis
patah tulang pada anak dapat sembuh/menyambung spontan, hal ini
dikarenakan anak masih dalam masa pertumbuhan. Pada orang dewasa,
proses penyembuhan tulang tidak sebaik pada anak, lempeng pertumbuhan
juga sudah menutup, oleh karena itu penanganan patah tulang pada orang
dewasa cenderung lebih agresif. Diagnosa Patah Tulang
Secara umum, dokter dapat melakukan diagnosa patah tulang melalui
tahapan-tahapan berikut: 1. wawancara, untuk mengetahui kemungkinan
mekanisme cedera, sehingga dapat diperkirakan seberapa parah cedera
yang terjadi 2. pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan tanda-tanda
obyektif patah tulang melalui tahapan inspeksi (melihat) dan palpasi
(meraba) 3. pemeriksaan radiologis, atau foto rontgen. Dengan rontgen
dapat diketahui dengan pasti adanya patah tulang
Proses Penyembuhan Patah Tulang
Penyembuhan tulang normal merupakan suatu proses biologis yang luar
biasa karena tulang dapat sembuh tanpa “bekas” atau “jaringan parut”.
Artinya tulang yang patah akan disambung dengan tulang yang baru.
Berbeda dengan ligamen yang proses penyembuhannya akan digantikan
dengan jaringan parut. Berikut akan dijelaskan secara singkat proses
penyembuhan tulang secara normal (diambil dari Textbook of Disorders and Injuries of the Musculosceletal System karangan Robert Bruce Salter,
halaman 427-428) : 1. Fase awal penyembuhan dari jaringan lunak Pada
patah tulang, akan terjadi robekan pembuluh darah kecil di sekitar
tempat cedera. Setelah terjadi pendarahan maka tubuh akan merespon dan
terbentuklah bekuan darah (clot/hematoma). Hematoma di tempat patah
tulang ini merupakan tempat dimana proses penyembuhan patah tulang
pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan populasi sel-sel pembentuk
tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk callus yang berfungsi
sebagai ”lem” untuk menjaga agar tulang yang patah tidak mudah
bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian
besar mengandung cairan. 2. Fase Penyambungan Tulang secara Klinis
(Clinical Union) Callus semakin lama akan semakin mengeras dan sebagian
akan digantikan oleh tulang immatur/belum dewasa. Pada saat callus ini
telah mengeras sehingga tidak lagi terjadi pergerakan di sekitar tulang
yang patah, maka dikatakan telah memasuki fase penyambungan tulang
secara klinis (Clinical Union), namun garis patah tulang masih akan
terlihat. Saat fase ini pasien tidak merasakan nyeri apabila bagian
yang patah digerakkan. 3. Fase Konsolidasi atau Penyambungan secara
Radiologis (Radiographic Union) Saat semua tulang muda (immatur) dalam
callus telah tergantikan oleh tulang yang dewasa (matur) maka dikatakan
telah memasuki fase Radiographic Union. Garis patah tulang tidak akan
terlihat lagi.
Setelah memahami proses penyembuhan tulang secara
normal, kita dapat memahami bahwa tulang yang patah, secara alami akan
dapat menyambung sendiri tanpa harus dimanipulasi. Hal ini pula yang
dijadikan patokan oleh oknum dukun patah tulang yang kurang kompeten.
Oknum dukun patah tulang paham bahwa penyambungan tulang merupakan
proses alami tubuh, oleh karenanya mereka melakukan manipulasi untuk
menyambung tulang dengan hanya berdasar trial and error serta
pengalaman tanpa adanya pelatihan khusus.
Saat pasien patah
tulang datang untuk berobat, baik ke dokter maupun ke pengobatan
alternatif, pasien akan mengharapkan kesembuhan dalam artian: 1. tulang
yang patah dapat menyambung 2. bagian tubuh yang cedera dapat digunakan
kembali/berfungsi secara normal 3. terhindar dari komplikasi
MASALAHNYA..
Seperti penjelasan di atas, penyambungan tulang patah merupakan proses
alami tubuh yang akan terjadi meskipun tanpa manipulasi tertentu.
Tetapi, penyambungan tulang (union) yang bagaimana yang diharapkan
pasien? Pasien tentu mengharapkan tulang menyambung seperti sedia kala,
dengan posisi normal sesuai posisi asli sebelum patah (posisi
anatomis), dan hal ini hanya dapat dicapai/dilakukan oleh orang yang
telah memiliki kompetensi setelah menjalani proses pembelajaran dan
pelatihan dalam waktu yang cukup lama, bukan berdasarkan trial and
error. Manipulasi yang tidak tepat memang pada akhirnya akan
menyebabkan tulang yang patah menyambung, namun tidak dalam posisi
normal atau posisi anatomis, akibatnya akan terjadi deformitas/kelainan
bentuk pada anggota tubuh yang terkena, misalnya tangan jadi terlihat
bengkok. Masalah fungsi normal, jelas bahwa dengan tercapainya posisi
anatomis maka diharapkan pasien dapat kembali menggunakan bagian tubuh
yang cedera seperti sebelum sakit. Saat ini banyak sekali kasus dimana
setelah berobat ke pengobatan alternatif, tulang patah memang
menyambung, tapi pasien harus menanggung komplikasi misalnya jalan
menjadi pincang, rentang gerakan sendi menurun (misal tangan tidak bisa
lurus dengan maksimal), dan tidak jarang kecacatan ini harus ditanggung
seumur hidup. Ada tiga proses penyembuhan patah tulang yang tidak
normal akibat tidak ditangani sama sekali atau ditangani oleh orang
yang tidak kompeten: 1. Malunion: patah tulang dapat sembuh
sesuai waktu yang diperkirakan/normal namun posisinya tidak seperti
awal/tidak sesuai posisi anatomis, sehingga menyebabkan kelainan bentuk
tulang 2. Delayed union: patah tulang pada akhirnya akan sembuh namun membutuhkan waktu lebih lama daripada waktu penyembuhan normal 3. Pseudoarthrosis:
patah tulang gagal sembuh/menyambung dan akan disertai pembentukan
jaringan fibrosa atau false joint, artinya bagian yang patah tidak akan
berfungsi dengan normal seperti sebelum sakit.
Komplikasi yang
lebih buruk dan mengancam jiwa terjadi apabila pasien menderita patah
tulang terbuka (ada hubungan antara tulang dengan lingkungan luar).
Kasus patah tulang terbuka merupakan kasus gawat darurat yang harus
ditangani secepatnya di meja operasi karena adanya resiko infeksi yang
sangat besar. Infeksi ini apabila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan kematian. Jelas bahwa untuk kasus patah tulang terbuka,
pengobatan alternatif tidak memiliki kompetensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar